1.
Deskripsikan
empat elemen model analisis
perilaku konsumen!
Empat elemen
model analisis perilaku konsumen adalah sebagai berikut ini:
a. Komponen kognitif dan
efektif
·
Komponen kognitif
Komponen ini terdiri
dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang objek. Pengetahuan tentang
objek dapat diperoleh dari pengalaman dan pengetahuan yang tertanam dalam
memori. Aspek kognitif biasa terjadi melalui proses berpikir sadar ataupun
dapat terjadi secara tidak sadar. Kepercayaan tentang atribut suatu produk
biasanya dievaluasi secara alami. Samakin positif kepercayaan terhadap suatu
merek dan semakin positif setiap kepercayaan, maka keseluruhan komponen
kognitif akan terdukung, yang pada akhirnya akan mendukung keseluruhan dari
sikap ini.Dalam komponen kognitif terdiri dari keyakinan dan
pengetahuan konsumen tentang produk. Keyakinan dan pengetahuan tentang produk
ini berbeda antara satu konsumen dengan konsumen yang lain.
CONTOH :
Misalkan pada produk sawi organik, ketika konsumen ditanya apa pandangan
mereka tentang merek ini, maka bisa jadi jawabannya satu di antara berikut: tanpa bahan kimia, harganya mahal, sehat dikonsumsi, tahan lama, dan masih banyak
kemungkinan jawaban lain, namun yang pasti jawaban-jawaban di atas menjelaskan
keyakinan dan pengetahuan konsumen pada atribut-atribut produk sawi organik. Benar salahnya jawaban konsumen tersebut tidak
menjadi masalah, karena yang penting adalah eksistensi atribut tersebut.
Semakin positif keyakinan konsumen terhadap produk, maka semakin positif pula
sikap, konsumen terhadap produk.
·
Komponen afektif
Merupakan perasaan atau emosi kita
terhadap objek tertentu. Biasanya diungkapkan dalam bentuk rasa suka atau rasa
tidak suka. Umumnya keyakinan konsumen akan suatu produk melekat erat dengan
perasaannya. Emosi yang melekat pada keyakinan konsumen sangat ditentukan oleh
situasi dan kondisi internal individunya. Perasaan dan
reaksi emosional kepada suatu objek menunjukkan komponen afektif dari sikap.
Konsumen yang menyukai suatu produk merupakan hasil dari emosi atau evaluasi
afektif dari suatu produk. Evaluasi ini terbentuk tanpa adanya informasi
kognitif atau kepercayaan tentang produk tersebut. Atau merupakan hasil
evaluasi dari penampilan produk pada setiap atributnya. Tanggapan afeksi
beragam, misal penilaian positif atau negatif dan rasa senang atau tidak
senang.
Jelasnya perasaan suka atau tidak
suka ini banyak ditentukan oleh keyakinan konsumen, namun belum tentu setiap
konsumen yang memiliki keyakinan yang sama akan menunjukkan emosi yang sama. Hal
ini disebabkan karena masing-masing individu memiliki situasi latar belakang
yang berbeda. Perasaan
yang merupakan hasil evaluasi dari atribut produk ini dapat juga mempengaruhi
keyakinan konsumen bahkan bisa merubah keyakinannya.
CONTOH :
Misalkan pada produk sawi organik, ketika konsumen ditanya apa
pandangan mereka tentang merek ini, maka bisa jadi jawabannya satu di antara adalah rasa sawi organik lebih enak dikonsumsi dan masih banyak
kemungkinan jawaban lain, namun yang pasti alasan di atas menggambarkan perasaan konsumen pada produk sawi organik. Perbedaan penilaian antara satu konsumen dengan
konsumen lain tersebut tidak menjadi masalah, karena afeksi melibatkan emosi, status perasaan, dan suasana hati konsumen. Semakin baik perasaan konsumen terhadap produk, maka semakin baik pula sikap, konsumen terhadap produk.
b. Lingkungan konsumen
Menurut Peter dan Olson (1999),
lingkungan konsumen terbagi ke dalam 2 macam, yaitu lingkungan sosial dan
lingkungan fisik. Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial yang terjadi
antara konsumen dengan orang sekelilingnya atau antara banyak orang. Lingkungan
sosial adalah orang-orang lain yang berada di sekeliling konsumen dan termasuk
perilaku dari orang-orang tersebut.
Berdasarkan kedekatannya dengan
konsumen, lingkungan konsumen terbagi dalam lingkungan makro dan lingkungan
mikro. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang sangat dekat dengan konsumen,
yang berinteraksi langsung dengan konsumen. Lingkungan mikro akan mempengaruhi
perilaku, sikap, dan kognitif konsumen tertentu secara langsung. Keluarga yang
tinggal dengan konsumen adalah lingkungan mikro. Pengaruh Pribadi
Sebagai konsumen, perilaku kita kerap dipengaruhi oleh mereka yang berhubungan erat dengan kita. Kita mungkin berespon terhadap tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain. Kita pun menghargai orang-orang disekeliling kita untuk nasihat mereka mengenai pilihan pembelian. Keluarga kerap merupakan unit pengambilan keputusan utama. Keluarga dapat membuat seseorang membeli sesuatu yang sesuai dengan keinginan keluarga. Karena keluarga merupakan posisi awal seseorang memulai sebuah proses sosialisasi. Perilaku konsumen akan berubah juga jika situasi berubah. Perubahan tersebut dapat diprediksi melalui penelitian dan dimanfaatkan dalam strategi.
Sebagai konsumen, perilaku kita kerap dipengaruhi oleh mereka yang berhubungan erat dengan kita. Kita mungkin berespon terhadap tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain. Kita pun menghargai orang-orang disekeliling kita untuk nasihat mereka mengenai pilihan pembelian. Keluarga kerap merupakan unit pengambilan keputusan utama. Keluarga dapat membuat seseorang membeli sesuatu yang sesuai dengan keinginan keluarga. Karena keluarga merupakan posisi awal seseorang memulai sebuah proses sosialisasi. Perilaku konsumen akan berubah juga jika situasi berubah. Perubahan tersebut dapat diprediksi melalui penelitian dan dimanfaatkan dalam strategi.
Lingkungan makro adalah lingkungan
yang jauh dari konsumen. Lingkungan makro berskala luas, seperti sistem politik
dan hukum, ekonomi, sosial, budaya. Contoh : Pada saat
lebaran masyarakat biasanya membeli ketupat karena itu sudah menjadi tradisi di
Indonesia saat lebaran makanan yang harus ada adalah ketupat.
Lingkungan fisik adalah segala
sesuatu yang berbentuk fisik di sekeliling konsumen. Yang termasuk lingkungan
fisik adalah beragam produk, toko, lokasi toko, dan lain-lain. Contoh : Suatu rumah makan yang bersih dapat menarik konsumen untuk membeli makanan
di rumah makan tersebut.
Lingkungan (environment) mengacu
pada rangsangan fisik dan sosial yang kompleks di dunia eksternal konsumen.
Termasuk didalamnya benda-benda, tempat, dan orang lain yang mempengaruhi
afeksi dan kognisi konsumen serta perilakunya.
Bagian penting dari lingkungan
adalah rangsangan fisik dan sosial yang diciptakan oleh pemasar untuk
mempengaruhi konsuman. Termasuk didalamnya adalah produk, iklan, pernyataan
verbal oleh salesman, labelharga, lampu tanda, dan toko. Semua hal tersebut
sangat diperlukan dalam memahami perilaku konsumen (Peter dan Olson, 1999).
c.
Perilaku (behaviour)
Keyakinan dan rasa suka pada suatu
produk akan mendorong konsumen melakukan tindakan sebagai wujud dari keyakinan
dan perasaannya (Ferrinadewi, 2008).
Komponen
ini adalah respon dari seseorang terhadap objek atau aktivitas. Seperti
keputusan membeli atau tidaknya suatu produk yang merupakan tindakan nyata yang
dapat diobservasi secara langsung.
Sebagian dari perilaku konsumen
seperti memandangi produk di rak, memungut dan meneliti bungkus, mengarahkan
roda kereta dan seterusnya tidak akan menarik perhatian seorang manajer
pemasaran, beberapa perilaku memiliki pengaruh penting bagi afeksi dan kognisi
konsumen serta pembelian dadakan yang dilakukan, contohnya jika tidak melalui
lorong tempat sereal sarapan dijual, konsumen tidak akan melihat dan membeli
sereal yang dijual.(Peter dan Olson, 1999)
Contoh : Seorang
petani membeli pupuk di gapoktan karena digapoktan menyediakan pupuk dengan
harga murah dan bisa membayar setelah panen, petani bisa saja membeli pupuk
dari toko pertanian tetapi harga di toko pertanian lebih mahal walaupun di toko
pertanian lebih tersedia berbagai macam pupuk.
Jadi suatu
perilaku dapat timbul karena adanya proses afeksi (perasaan) dan kognisi
(pemikiran). Seseorang dikatakan berperilaku karena mempunyai perasaan dan
pemikiran tertentu, sehingga dapat menimbulkan suatu tindakan melihat dan
bahkan juga membeli suatu produk.
d. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran
merupakan suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam
mencapai suatu tujuan organisasi. Seperti pemasaran dengan pendekatan
relasional yang berfokus kepada pemenuhan kebutuhan, kepuasan, dan kesenangan
konsumen. Artinya setelah transaksi selesai, konsumen tidak dibiarkan begitu
saja yang nantinya akan mudah pindah ke produk lain. Akan tetapi menciptakan
kesetiaan bagi konsumen (pelanggan) dengan memahami apa yang diinginkan oleh
konsumen. Dalam konteks hubungannya dengan perilaku konsumen. Efektifitas dan
strategi pemasaran dapat ditunjukkan dengan kemampuannya mempengaruhi dan
merubah aktivitas-aktivitas konsumen untuk mencapai apa yang menjadi sasaran
dari strategi pemasaran. Apabila strategi pemasaran itu diarahkan untuk
mempengaruhi perilaku konsumen, maka setiap elemen dalam pemasaran (segmentasi,
produk, harga, distribusi, dan promosi) harus bekerja dalam rangka menjawab
permasalahan seputar perilaku konsumen. Sebagai contoh, apabila suatu
perusahaan ingin menciptakan atau mengembangkan suatu barang maka pertanyaan
pertama yang harus dijawab adalah kepada kelompok konsumen mana produk itu
diarahkan (segmentation).Strategi pemasaran adalah bagian
dari lingkungan serta terdiri dari berbagai rangsangan fisik dan sosial.
Termasuk di dalam rangsangan tersebut adalah produk dan jasa, materi promosi
atau iklan, tempat pertukaran atau toko eceran, dan informasi harga atau label
harga yang ditempel pada produk. Penerapan strategi pemasaran melibatkan
penempatan rangsangan pemasaran tersebut di lingkungan konsumen agar dapat
mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku mereka.
Strategi pemasaran dapat
mempengaruhi setiap elemen lainnya (seperti afeksi dan kognisi, perilaku, dan
lingkungan) dan sebaliknya, dapat dipengaruhi oleh setiap faktor tersebut.
Contohnya, penempatan papan iklan jasa layanan mobil di dekat pintu keluar
jalan tol mengubah tata ruang (lingkungan) dan dapat mengubah keinginan
konsumen (kognisi) untuk berhenti membeli bensin, dan pada akhirnya mendorong
konsumen berbelanja di toko sekitarnya. Keberhasilan menggunakan papan iklan
dapat mendorong penempatan papan iklan lainnya di sepanjang jalan tol, sehingga
mengubah pula lingkungan, kognisi, dan perilaku lainnya. Pada akhirnya, riset
menunjukkan bahwa banyak konsumen yang tidak suka (afeksi) melihat terlalu
banyak papan iklan memenuhi pinggir jalan sehingga suatu strategi baru harus
segera dikembangkan. Dengan kata lain, strategi pemasaran berinteraksi
timbal-balik dengan afeksi dan kognisi, perilaku, serta lingkungan sepanjang
waktu. Strategi pemasaran dapat mengubah elemen lainnya dan dapat pula diubah
oleh elemen lainnya (Peter dan Olson, 1999).
Jadi, strategi pemasaran adalah
suatu kegiatan yang dijalankan oleh pemasar untuk tujuan-tujuan tertentu.
Strategi pemasaran ini berkaitan dengan ketiga elemen lainnya seperti komponen
afeksi dan kognisi, lingkungan dan perilaku. Adanya strategi pemasaran yang
diciptakan oleh pemasar akan mampu mempengaruhi perasaan dan pemikiran
seseorang, selain itu strategi pemasaran ini menstimulus afeksi dan kognisi
seseorang melalui lingkunganya. Hubungan-hubungan di atas pada akhirnya
menimbulkan suatu tindakan yang disebut dengan perilaku seorang konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar